Kamis, 25 Agustus 2011

MOURINHO SANG PELINDUNG PEMAIN DAN PEP GUARDIOLA YANG KHARISMATIK



Liga-liga elit di Benua biru (Eropa) musim 2010-2011 memang telah usai dan telah diketahui para pemenangnya. 

Di Italia, Ac Milan akhirnya merengkuh gelar Scudetonya yang ke-18 dan mengakhiri dinasti Inter Milan yang empat kali berturut-turut menjadi juara. Di Inggris, Manchester United akhirnya membuat rekor peraih gelar juara terbanyak dengan 19 gelar atau unggul satu gelar dengan sang rival Liverpool yang masih tertahan di angka 18. Sedangkan di Spanyol, Barcelona masih sangat perkasa. 

Dari liga-liga eropa tersebut, terselip cerita rivalitas yang membara antara kedua pelatih hebat dunia, dia adalah Mourinho (Real Madrid) dan Pep Guardiola (Barcelona). Bukan hanya rivalitas kedua klub saja (Madrid vs Barcelona) yang keras dan penuh gengsi. Namun, rivalitas kedua pelatih pun sangat keras. Bayangkan saja, dalam satu musim, mereka harus bentrok 5 kali, dengan rincian 2 di Liga, 1 di final Coppa del Rey, dan 2 di semifinal liga Champion. 

Sebenarnya rivalitas mereka sudah sejak dulu, kala Mourinho masih memegang kendali Chelsea, Mou (panggilan akrabnya) bertemu dengan Pep Guardiola (Barcelona) di Semifinal liga Champion. Saat itu, Mou dengan Chelsea-nya di kalahkan oleh Pep. Kekalahan saat itu tidak bisa diterima oleh Mou, karena pertandingan tidak Fair dan wasit memihak ke Barcelona. Disinilah, dimulai bumbu-bumbu perang antara Mou dengan Pep.

Selang dua tahun, Mou bertemu lagi dengan Pep di partai semifinal liga Champion 2009-2010. Kali ini Mou menantang Pep dengan menahkodai Inter Milan. Belajar dari kekalahannya, Mou pun akhirnya mengalahkan Pep, sekaligus mengantarkan Inter Milan merebut gelar Liga Champion.

Dan bentrok terakhir keduanya adalah di semifinal liga Champion 2010-2011. Kali ini, Mou menantang Pep dengan menukangi Real Madrid, yang notabennya adalah musuh bebuyutan Barcelona di La Liga Spain. Kali ini Pep yang menjadi pemenangnya, dan seperti biasa, Mou tidak menerima kekalahan tim besutnya. Alasannya, Barcelona selalu dibela oleh wasit dan UEFA hanya ingin melihat Barcelona juara. Bahkan, perkataannya yang lebih ekstrim lagi, kalau musim depan piala langsung saja diberikan ke Barcelona. Karena ulahnya tersebut, Mou pun dihukum oleh UEFA untuk tidak mendampingi klubnya selama 5 pertandingan serta ditambah denda uang.

***

Namun, ada kisah unik dari sosok Mourinho yang selalu bikin sensasi dengan kata-katanya. Ternyata, kata-kata pedas (kritik) yang selalu dilontarkan oleh Mou ke media massa, semata-mata untuk melindungi para pemainnya. Mou hanya ingin pemainya fokus ke pertandingan, sehingga membuat para pemainnya rileks. Dengan kata-kata atau kritikannya yang pedas dan kontroversional, selalu membuat lawan menjadi tidak fokus. Sehingga tidak jarang lawan-lawan yang menghadapi Mou, harus berurusan dengan perang kata-kata.
             
Lain Mourinho, lain pula dengan apa yang dilakukan oleh Pep Guardiola. Sebelum melakukan pertandingan, Pep Guardiola selalu memberikan pujian kepada lawan-lawannya, sembari waspada terhadap para pemainnya agar tidak lengah dan menyepelekan lawan-lawan yang akan dihadapi pasukannya. Ketika kritik pedas menghujani awak pasukannya, Pep membalasnya dengan nada tenang dan santai. Dia selalu membalas kritikan dari lawan-lawannya dengan sanjungan dan merendah. Ya, itulah karakter dari Pep, tenang dan santai dalam mengahadapi tekanan. Guardiola lebih mementingkan kepentingan dan kekompakan tim dibandingkan dengan diluar tim.

***
           
Inilah yang membedakan antara Mourinho dan Guardiola. Namun bagaimanapun, keduanya adalah pelatih hebat di kolong jagat raya ini. Dimana setiap Mou memegang kendali sebuah tim, di tahun pertamanya pasti diberikan gelar. Sedangkan Pep adalah pelatih muda yang bisa mengoptimalkan produk binaan klub (Barcelona) atau yang sering dikenal dengan sebutan La Messiah dengan pemain-pemain berpengalaman. Bukti dari kehebatan seorang Pep adalah dimusim pertamanya sebagai pelatih, Guardiola memberikan semua ajang yang di ikuti Barcelona (7 gelar dalam semusim), rekor yang belum bisa di raih oleh pelatih manapun di dunia ini. Jadi, menurut anda siapakah yang terbaik diantara keduanya? Jawabannya terserah anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar